BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Keluarga Berencana adalah suatu
sistem untuk mengatur dan merencanakan kapan dan berapa jumlah anak yang
diinginkan dalam sebuah pernikahan. Hal ini sangat dianjurkan dan memang banyak
manfaat yang dirasakan, kuantitas sedikit tapi lebih bermutu itu lebih baik
dari pada kuantitas banyak tapi mutunya kurang. Penggunaan KB dapat memplaning
masa depan anak dan juga tentang gizi anak tentunya lebih terjamin karena sudah
ada perencanaannya.
Di Indonesia keluarga berencana mulai
dikenal pada tahun 1953 pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan
tokoh masyarakat mulai membantu masyarakat, untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Namun demikian di Indonesia pemilihan cara kontrasepsi tentu saja yang
mempunyai efektivitas tinggi, aman, murah dan praktis. Tapi sampai saat ini
belum ada kontrasepsi yang sempurna dan sangat ideal bagi semua pihak, memilih
salah satu cara kontrasepsi bagaimanapun jauh lebih baik daripada tidak memakai
kontrasepsi sama sekali.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
itu Keluarga Berencana Alamiah (KBA) ?
2.
Apa
itu Metode Kalender ?
3.
Apa
itu Metode Suhu Basal ?
C.
TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui Keluarga Berencana Alamiah (KBA).
2.
Untuk
mengetahui Metode Kalender.
3.
Untuk
mengetahui Metode Suhu Basal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KELUARGA BERENCANA ALAMIAH (KBA)
Metode keluarga berencana alamiah atau natural
family planning adalah
metode pengendalian kelahiran yang tidak membutuhkan alat, bahan kimia maupun obat-obatan
(metode hormonal). Bagi wanita maupun pasangan yang ingin menghindari efek samping dari
penggunaan alat kontrasepsi sederhana dengan alat maupun kontrasepsi modern,
maka lebih memilih cara KB alami.
Macam
metode keluarga berencana alamiah antara lain:
1.
Metode
kalender atau pantang berkala (Calendar method or periodic abstinence).
4.
Metode
simptothermal (Method simptothermal yaitu perpaduan suhu tubuh basal dan
ovulasi billings).
B.
METODE
KALENDER
a.
Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau pada masa subur atau ovulasi.
b.
Manfaat
1)
Metode
kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun
konsepsi
2)
Sebagai
alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
3)
Dapat
di gunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan
seksual saat masa subur atau ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.
c.
Keuntungan
1)
Metode
kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2)
Dapat
digunakan oleh wanita yang sehat.
3)
Tidak
membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapan nya.
4)
Tidak
mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5)
Kontrasepsi
dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang
berhubungan dengan kontrasepsi.
6)
Tidak
memerlukan biaya.
7)
Tidak
memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
d.
Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki
keterbatasan, antara lain:
1)
Memerlukan
kerjasama yang baik antara suami istri.
e.
Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila
dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri
harus mengetahui masa subur.
Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena
itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan
lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian
dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat
bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka
kegagalan penggunaan metode
kalender adalah
14 per 100 wanita per tahun.
f.
Cara
KB Kalender
Prinsip kerja metode kalender ini
berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi
(subur) hanya satu kali sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum
atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang. Sel telur dapat hidup
selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi
mungkin akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya
sebelum memakai cara para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas
tentang cara ini. Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita
sehat ada tiga tahapan:
1)
Pre
ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
2)
Fertility
phase (masa subur).
3)
Post
ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan
masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari.
Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam
kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat
data yang telah dicatat.Menghitung masa subur dengan siklus haid dan melakukan
pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu
cara atau metode kontrasepsi alami (Kb alami) dan sederhana yang dapat
dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan cara tidak melakukan
sanggama pada masa subur. Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan
suami istri harus mengetahui massubur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidak
sama. Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini
cara mengetahui dan menghitung masa subur:
1)
Bila
siklus haid teratur (28 hari) :
a.
Hari
pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1.
b.
Masa
subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid
Contoh:
Seorang
isteri mendapat haid mulai tanggal 9 Januari. Tanggal 9 Januari ini dihitung
sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 januari dan hari ke 16
jatuh pada tanggal 24 Januari. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Januari
hingga tanggal 24 Januari. Pada tanggal-tanggal tersebut suami isteri tidak
boleh bersanggama. Jika ingin bersanggama harus memakai kondom atau sanggama
terputus (senggama dimana tidak mengeluarkan sperma didalam).
2)
Bila
siklus haid tidak teratur :
a.
Catat
jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus). Satu siklus haid
dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari pertama haid
berikutnya, catat panjang pendeknya.
b.
Masukan
dalam rumus; jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18.
Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.
c.
Jumlah
hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari
terakhir masa subur
Contoh :
Seorang isteri mendapat haid dengan keadaan : siklus
terpendek 26 hari dan siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid sampai
haid berikutnya)
Perhitungannya : 26-18 = 8 dan 32–11 = 21. jadi masa
suburnya adalah mulai hari ke-8 sampai ke 21 dari hari pertama haid. Pada masa
ini suami isteri tidak boleh bersanggama. Jila ingin bersanggama harus memakai
kondom atau sanggama terputus.
Kontrasepsi dengan menggunakan
sistem kalender dapat menghindari risiko kesehatan yang berhubungan dengan
kontrasepsi. Bagi keluarga yang kesulitan untuk mendapatkan alat kontrasepsi
sangat cocok untuk menggunakan metode kontrasepsi ini selain tidak memerlukan
biaya juga tidak perlu mencari tempat pelayanan kontrasepsi. Menggunakan sistem
kalender perlu kerjasama yang baik antara suami istri karena metode ini perlu
kemauan dan disiplin pasangan dalam menjalankannya. Masa berpantang yang cukup
lama akan mengakibatkan pasangan tidak bisa menanti sehingga melakukan hubungan
pada waktu masih berpantang. Tapi bukan masalah bila saja pasangan membiasakan
menggunakan kondom pada saat subur.
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak
efektif adalah :
1)
Penentuan
masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran
reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
2)
Anggapan
bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan
sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum
dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3)
Penentuan
masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
4)
Kurangnya
pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir
serviks yang menyertainya.
5)
Anggapan
bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi.
Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.
g.
Efek Samping
1)
Kemungkinan
gagal cukup besar, terutama jika terjadi perubahan siklus dan ovulasi.
2)
Tidak
bisa berhubungan badan sewaktu-waktu karena sudah ditentukan hari yang aman dan
tidak untuk hubungan badan. pada beberapa pasangan hal ini akan mengganggu
spontanitas dalam hubungan.
3)
Butuh
komitmen bersama dengan pasangan, demi suksesnya metode kalender.
C.
METODE SUHU BASAL
a.
Pengertian
Suhu tubuh basal adalah suhu
terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat
(tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun
tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tujuan pencatatan suhu basal
untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur
dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan
secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta
waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36
derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik
menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius.
Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini
akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal
sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu
tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa
subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi
dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu
sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa
subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum
berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron.
Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
b.
Manfaat
Metode
suhu basal tubuh adapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.
2.
Manfaat kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah kehamilan.
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah kehamilan.
c.
Efektifitas
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan
konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat
selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada
saatovulasi. Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100wanita per tahun. Secara teoritis
angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun.Metode suhu
basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan
dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida, ataupun metode
kalender atau pantang berkala (calendar
method or periodic abstinence)
d.
Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal
Tubuh
Adapun faktor yang mempengaruhi
keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:
1.
Penyakit.
2.
Gangguan
tidur.
3.
Merokok
dan atau minum alkohol.
4.
Penggunaan
obat-obatan ataupun narkoba.
5.
Stres.
e.
Keuntungan
4.
Membantu
menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi sepertiperubahan lendir
serviks.
f.
Keterbatasan
3.
Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi
oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stres, penggunaan narkoba
g.
Petunjuk
Bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh
Aturan perubahan suhu/temperatur
adalah sebagai berikut :
1.
Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi
(sebelum bangun dari tempat tidur).
2.
Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
3.
Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari
pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal
dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau
biasanya.
4.
Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam
atau gangguan lain.
5.
Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat
celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut
garis pelindung (cover line)atau garis suhu.
6.
Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari
ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
7.
Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama
haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah
masuk periode masa tak subur).
8.
Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal
tubuh labih panjang dari metode ovulasi billings.
9.
Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang
dapat diamati.
Catatan:
Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis
pelindung (cover line) selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan
tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari
berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh
tidak meneruskan pengukuran suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir
siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.
Contohnya: Pencatatan pengukuran suhu basal tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Varney,
Helen : Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC, 2006.Wiknjosastro, Hanifa : Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar